Hai! Semoga semua kabarnya baik-baik ya pas lagi baca postingan ini!
Sekarang aku lagi mau cerita sedikit tentang mini project yang pernah aku buat, yaitu mini project yang diselenggarain sama beasiswa yang sedang aku dapatkan saat ini, yaitu JFL (Jabar Future Leaders) Scholarship.
Salah satu benefit yang didapetin buat para penerima beasiswa JFL adalah dengan adanya pelatihan soft skill dan hard skill. Biasanya materi yang dibahas pada program pendampingan berkutat pada bagaimana membuat sebuah perencanaan, design thinking, personal branding, mengoptimalkan platform sosial media, bagaimana membuat suatu kegiatan yang berdampak, hingga bagaimana membuat bisnis dan mencari market fit.
![]() |
Post informasi terkait Top 12 Mini Project tahun 2020 (Instagram @jfls_jabar) |
Aku sendiri merupakan penerima beasiswa JFL 2019. Di tahun 2020, pada program pendampingan pertama, aku mendapatkan materi yang berfokus pada bagaimana menginisiasikan suatu mini project yang bermanfaat, tepat guna, dan efektif.
Tidak hanya diberikan materi secara teoritis, namun kami juga diberikan tugas untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat dari program pendampingan tersebut.
![]() |
Post informasi terkait Top 12 Mini Project tahun 2020 (Instagram @jfls_jabar) |
Pada program pendampingan tahun 2020, aku berkelompok dengan 7 teman serta 2 orang advisor.
Dalam membuat mini project, tentunya akan diawali dengan proses perencanaan. Proses brainstorming yang aku lakukan bersama dengan kelompokku bermula dari membahas mengenai permasalahan yang ada di sekitar kita, melakukan pengelompokkan ide, melakukan penjabaran solusi, hingga pada akhirnya kami memilih isu yang menarik perhatian kami semua, yakni isu kesehatan mental.
Yuk, aku ajak buat bahas singkat terkait struktur ide kami dengan menggunakan konsep 5W+1H!
WHY: Kok milih ide ini?
Jawab: Masalah yang diangkat cukup relevan dengan kondisi pelajar di masa pandemi yang sulit untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang lain serta kegitan belajar yang hanya dilakukan dari rumah. Implementasi dari ide ini dapat dimaksimalkan lewat sosial media, yang diharapkan dapat memberikan impact yang maksimal kepada teman-teman kami diluar sana.
WHAT: Solusinya gimana terkait ide itu?
Jawab: Aku dan kelompokku sepakat untuk membawa masalah ini untuk dibahas secara asyik melalui campaign/social awareness di sosial media.
WHO: Siapa orang yang jadi sasaran buat ide ini?
Jawab: Siswa dan mahasiswa dalam rentang umur 16-24 tahun yang mengalami penurunan kesehatan fisik dan mental akibat pandemi COVID-19.
WHEN: Idenya kapan dimulai dan dilaksanakan?
Jawab: Sesuai dengan timeline program pendampingan JFL Scholarship 2020, yaitu bulan Agustus - September 2020.
WHERE: Idenya dijalankan dimana?
Jawab: Sosial media Instagram.
HOW: Bagaimana mewujudkan ide tersebut?
Jawab: Bekerja sama dalam membuat perencanaan termasuk timeline kejaran dan eksekusi, serta membagi jobdesc kepada anggota kelompok.
Untuk eksekusinya, kami melakukan survey kecil-kecilan untuk mengetahui konten apa saja yang sekiranya dicari dan dibutuhkan oleh calon orang-orang yang akan mengonsumsi konten kami, hingga akhirnya didapatkan bahwa kami akan membawakan konten mengenai rekomendasi film dan drama terkait mental health, infografis kesehatan, serta quotes terkait pentingnya maintain kesehatan mental.
Setiap anggota kelompok berperan untuk membuat konten yang akan diposting di Instagram. Platform yang dipilih adalah Instagram karena kami rasa sasaran umur yang akan menikmati konten kami menjadikan Instagram sebagai sosial media utama untuk mencari tahu informasi dan sebagai media hiburan (saat itu TikTok belum seramai sekarang).
Screenshot akun Healin' Project
(Dokumentasi pribadi, 2020)
Dari pembuatan mini project ini, kami juga tidak lupa untuk meminta feedback dan evaluasi terkait konten kami yang kami buat dan kami sajikan kepada followers Instagram.
Form evaluasi keberjalanan mini project
(Dokumentasi pribadi, 2020)
Setelah dilakukan evaluasi, kami mendapatkan gambaran seberapa informatifnya konten kami untuk para followers di Instagram dan akhirnya kami dapat menyimpulkan rekomendasi untuk melakukan improve kualitas konten, termasuk juga memasukkan konten dalam bentuk video dan audio.
Dengan berbagai proses persiapan, perencanaan, eksekusi, hingga evaluasi, tiba akhirnya kelompok kami diumumkan masuk ke dalam Top 12 Mini Project Terbaik, alhamdulillah!
![]() |
Sertifikat peserta Top 12 Mini Project tahun 2020 (beasiswa-jfl.disdik.jabarprov.go.id/sertifikat) |
Terdapat pembelajaran yang didapat dari pembuatan mini project ini, diantaranya adalah.. pentingnya design thinking dalam perencanaan! Design thinking mencakup proses observasi masalah dan kejadian di sekitar, ideate yaitu mencari ide solusi hingga pada akhirnya tahap eksekusi. Karena tanpa perencanaan yang matang, eksekusi bisa aja jadi kurang maksimal.
Pembelajaran lainnya adalah menjadi paham bahwa sosial media bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk kebaikan bersama. Akun instagram pada saat kami melakukan project ini adalah @sembuh.in, namun dikarenakan project yang dilakukan pada tahun selanjutnya berbeda tema, akun Instagram tersebut dialihkan menjadi @volta.jfl (mini project tahun 2021).
Last but not least, pentingnya kerja sama! Layaknya pengalaman kuliah, beroraganisasi, magang, hingga bekerja, berinteraksi dengan orang lain adalah suatu hal yang tidak akan terhindarkan. Dengan adanya kesempatan untuk membuat mini project ini, aku dan teman-teman yang lain "dipaksa" untuk bisa menempatkan diri, mengerti tentang tanggung jawab, bisa berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki background berbeda, hingga latihan untuk bisa memanage waktu dengan baik.
Hal-hal tersebut harus dilakukan agar tujuan bersama tercapai: penugasan mini project bisa rampung (dan syukur-syukur bisa menjadi top 12) hihi! πͺπΌπ₯
Komentar
Posting Komentar